Kamis, 10 Mei 2018


Pada kesempatan kali ini, ijinkan saya untuk mengemukakan pendapat saya. Pendapat saya ini, saya tujukan kepada seorang tokoh agama yang cukup terpandang di daerah saya. Selain sebagai tokoh agama, beliau juga mengajar di suatu SMA Negeri di daerah Pare. Dalam mengajar ataupun berdakwah, beliau dikenal dengan gayanya yang lembut. Kalem, lemah lembut, dan sabar adalah gayanya. Gaya ceramah beliau ini memumculkan beberapa dampak. Dari beberapa dampak tersebut terdapat dampak positif, namun juga ada beberapa dampak negatif yang menyertai. Ketika beliau menyampaikan materi dengan gaya seperti diatas, banyak yang tertarik dengan cara bicara beliau yang santun sehingga pendengar merasa tenang dan bisa dibilang khusyu apabila mendapatkan materi dari beliau. Namun gaya yang terkesan kalem membuat keseluruhan acara terasa monoton. Pendengar pun cepat merasa bosan dan mengantuk. Hal ini membuat materi yang disampaikan banyak yang terlewat oleh telinga pendengar sehingga megurangi pemahama mereka. Saran yang dapat saya sampaikan kepada beliau adalah hendaknya dalam penyampaian materi diselingi hal-hal yang menarik perhatian pendengar seperti guyonan atau menunjukkan ketrampilan seperti bernyanyi. Selain perhatian pendengar yang didapat, beliau juga telah menghibur pendengar. Mungkin itu sedikit pendapat dari saya. Apabila yang membaca tulisan ini merasa bahwa yang saya ditulis dalam tulisan ini adalah dirinya, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Dan apabila yang membaca tulisan ini merasa mengenal orang yang saya maksud, tolong sampaikan permintaan maaf saya yang sebesar-besarnya. Tidak ada maksud buruk dalam tulisn ini. Tulisan ini hayalah ungkapan dari pemikiran saya. Atas kebijaksanaan pembaca saya ucapkan terimakasih.